DAMPAK PERANG DAGANG AS-TIONGKOK TERHADAP POLITIK EKONOMI INDONESIA

Politik Penulis Anggita Dika Tamtama
Kamis, 17 April 2025 - 11:21
Gambar Berita
Winnicode Officials

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dimulai pada 2018 telah mengguncang tatanan ekonomi global. Perseteruan dua raksasa ekonomi dunia ini bukan hanya persoalan tarif dan defisit perdagangan, tetapi juga mencerminkan persaingan geopolitik yang lebih luas. Indonesia, sebagai negara berkembang dengan keterlibatan yang cukup aktif dalam perdagangan internasional, tentu tidak kebal terhadap dampak dari konflik ekonomi ini. Salah satu aspek penting yang terdampak adalah politik ekonomi Indonesia, baik dari sisi kebijakan dalam negeri maupun posisinya dalam percaturan global.

1. Ketidakpastian Global dan Imbasnya pada Kebijakan Domestik

Ketika AS dan Tiongkok saling menaikkan tarif impor, arus perdagangan global menjadi tidak stabil. Hal ini menciptakan ketidakpastian yang memengaruhi keputusan investasi, baik oleh investor asing maupun domestik. Pemerintah Indonesia merespons dengan memperkuat kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi, seperti mendorong investasi di sektor-sektor prioritas, memperkuat cadangan devisa, dan mengendalikan inflasi.

Bank Indonesia juga menyesuaikan suku bunga beberapa kali untuk menjaga nilai tukar rupiah dari tekanan eksternal. Ketidakpastian global ini menjadi pendorong bagi Indonesia untuk memperkuat pondasi ekonomi domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor komoditas mentah.

2. Peluang Baru di Tengah Ketegangan

Meskipun pada awalnya terlihat merugikan, perang dagang ini juga membuka celah peluang bagi Indonesia. Ketika perusahaan-perusahaan Tiongkok mencari pasar alternatif selain AS, Indonesia menjadi salah satu tujuan potensial untuk ekspansi pasar dan investasi. Demikian pula, sejumlah perusahaan multinasional mempertimbangkan relokasi pabrik dari Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk menghindari tarif tinggi dari AS.

Pemerintah Indonesia menangkap peluang ini dengan mendorong reformasi perizinan dan penguatan infrastruktur guna menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI). Namun, tantangan seperti regulasi yang rumit dan infrastruktur yang belum merata masih menjadi hambatan untuk memaksimalkan potensi ini.

3. Reorientasi Politik Ekonomi ke Asia Timur dan ASEAN

Dampak perang dagang juga mendorong Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia Timur dan ASEAN. Dalam kerangka