Kesenjangan Pendidikan Antara Kota dan Desa di Indonesia

Pendidikan Penulis Eva Agustintias
Kamis, 29 Mei 2025 - 10:07
Gambar Berita
Winnicode Officials

Kesenjangan pendidikan antara kota dan desa masih menjadi masalah besar di Indonesia. Anak-anak di desa sering menghadapi berbagai kendala dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Salah satu masalah utamanya adalah kurangnya fasilitas pendidikan. Banyak sekolah di desa tidak memiliki listrik yang memadai, akses internet terbatas, bahkan ruang belajar yang tidak layak. Hal ini tentu berbeda dengan kondisi sekolah di kota yang umumnya sudah dilengkapi fasilitas lengkap dan modern.

Selain itu, jumlah dan kualitas guru di desa juga masih tertinggal. Banyak guru di daerah pedesaan belum memenuhi standar kualifikasi yang ditentukan. Kondisi ini menyebabkan proses belajar mengajar tidak bisa berjalan maksimal. Jarak sekolah yang jauh juga menjadi masalah. Banyak anak di desa harus berjalan kaki hingga lebih dari lima kilometer untuk sampai ke sekolah. Ini tentu sangat berbeda dengan anak-anak di kota yang bisa mengakses sekolah dengan lebih mudah dan nyaman.

Kondisi ekonomi juga menjadi penyebab utama. Banyak keluarga di desa yang kesulitan membiayai kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Karena keterbatasan ekonomi, tidak sedikit anak-anak yang akhirnya putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan jumlah lulusan sekolah menengah di desa lebih rendah dibandingkan dengan di kota.

Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya sekitar 27% penduduk desa yang menyelesaikan pendidikan menengah, sementara di kota mencapai hampir 50%. Ini membuktikan bahwa jurang pendidikan antara kota dan desa masih sangat lebar. Bahkan, menurut data PISA 2022, kemampuan siswa di desa dalam hal membaca, matematika, dan sains jauh di bawah siswa yang tinggal di kota.

Pemerintah sebenarnya sudah mencoba mengatasi masalah ini. Beberapa program seperti pembangunan infrastruktur sekolah, pemberian insentif untuk guru di daerah terpencil, dan program beasiswa bagi siswa miskin telah dijalankan. Pemerintah juga mulai memanfaatkan teknologi seperti pembelajaran jarak jauh untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses.

Penggunaan teknologi pendidikan seperti sistem pembelajaran online bisa menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan ini. Sekolah-sekolah di desa bisa menggunakan platform digital untuk mengakses materi yang sama dengan sekolah-sekolah di kota. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan anak-anak di desa juga bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan