Buku "Filosofi Teras" karya Henry Manampiring menghubungkan filsafat kuno dengan kehidupan orang Indonesia sekarang. Terbit tahun 2018, buku ini cepat jadi bestseller filsafat populer di Indonesia. Pertanyaannya, masih relevankah filsafat Yunani kuno yang berumur 2000+ tahun untuk mengatasi stres di era digital? Inti buku ini adalah pengenalan filsafat Stoa atau Stoisisme yang dikembangkan di Athena sekitar abad ke-3 SM oleh Zeno dari Citium. Henry berhasil menyederhanakan konsep rumit Stoisisme menjadi beberapa prinsip dasar yang gampang dipahami:
1. Dikotomi Kendali
Prinsip dasar Stoisisme adalah membedakan hal-hal yang bisa kita kendalikan dan yang tidak. Menurut filsafat ini, kita cuma punya kendali penuh atas pikiran, penilaian, dan sikap kita sendiri. Sementara hal-hal seperti pendapat orang lain, kondisi ekonomi, atau bencana alam di luar kendali kita.Henry menjelaskan bagaimana banyak stres yang kita alami berasal dari usaha sia-sia mengontrol hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita kendalikan. Dia mengutip Epictetus:"Jangan berusaha membuat segala sesuatu terjadi seperti yang kamu inginkan, tapi inginkan segala sesuatu terjadi sebagaimana adanya, dan hidupmu akan mengalir dengan tenang."
2. Hidup Sesuai Alam
Stoisisme mengajari kita untuk hidup selaras dengan alam — baik alam semesta maupun sifat alami manusia sebagai makhluk yang bisa berpikir. Henry menjelaskan ini berarti mengembangkan kebajikan seperti kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan tidak berlebihan.Dalam konteks Indonesia, Henry kasih contoh-contoh nyata bagaimana prinsip ini bisa diterapkan, mulai dari cara kita berinteraksi di media sosial sampai cara kita menyikapi masalah politik dan sosial.
3. Mengelola Emosi Negatif
Stoisisme nggak mengajarkan untuk menekan atau mengabaikan emosi, tapi memahami bahwa emosi muncul dari cara kita melihat suatu situasi. Henry jelaskan cara-cara praktis untuk mengenali dan mengubah pandangan yang tidak masuk akal yang sering bikin emosi negatif berlebihan.Salah satu kutipan menarik dalam buku ini:"Manusia terganggu bukan oleh hal-hal yang terjadi, melainkan oleh pandangan mereka tentang hal-hal tersebut."
Tips Praktis dari Buku Ini
Mengatasi Kecemasan di Media Sosial
Buku ini kasih panduan cara pakai dikotomi kendali untuk mengatasi cemas sosial dan "takut ketinggalan" (FOMO) yang sering dipicu media sosial. Henry jelasin bagaimana kita bisa fokus pada apa yang bisa kita kendalikan — cara kita pakai platform itu dan cara kita merespons konten yang kita
Berjalan tanpa alas kaki atau “nyeker” di area pasar tradisional mun...
Lihat Selengkapnya →Di tengah ramainya konten viral di media sosial, muncul tren baru yang semakin m...
Lihat Selengkapnya →Masa liburan pelajar periode Juni–Juli 2025 dipastikan akan berjalan lebih...
Lihat Selengkapnya → KISS OF LIFE akhirnya come...
Lihat Selengkapnya →Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tengah menin...
Lihat Selengkapnya →Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia di zaman sek...
Lihat Selengkapnya →Musik merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dari zaman kuno h...
Lihat Selengkapnya →