Di pagi hari, anak-anak mulai mengisi dan menghiasi ruang kelas dengan canda tawanya. Sesekali mereka melirik ke arah jam dinding dan menghela nafas karena waktu sudah hampir mepet. Eksistensi dari jam dinding sekilas hanya digunakan sebagai pengingat mata pelajaran yang waktunya telah usai. Namun, beberapa dari mereka mungkin akan menganggap jam dinding di kelas hanya sebagai dekoratif saja. Tidak ada makna lebih dari itu.
Jaman sekarang, pertumbuhan teknologi sudah sangat pesat. Adanya tranformasi digital sebagai salah satu perubahan teknologi tidak hanya menebar manfaat positif. Banyak hal negatif yang justru merugikan para penikmat kemajuan teknologi ini. Salah satunya ialah adanya jam digital. Memang hal ini akan sangat efektif dan mempersingkat waktu bagi orang yang menggunakan jam sebagai patokan. Disamping itu, kebiasaan membaca jam digital justru membuat eksistensi jam dinding semakin kurang. Pasalnya, mereka tidak akan tahu letak jarum jam jika terlalu sering membaca jam analog. Mereka kebingungan pada saat jarum jam yang panjang menunjuk ke arah angka 1, 2, 3, dan seterusnya.
Pengetahuan anak zaman sekarang memang bisa dikatakan miris. Hal kecil seperti membaca jam analog saja banyak yang belum bahkan tidak bisa. Keterampilan tersebut tidak hanya soal membaca waktu. Namun, logika, literasi numerik, dan keterampilan matematika dasar juga sangat diuji. Hal tersebut sangat penting dalam perkembangan anak kedepannya di bidang kognitif.
Masalah ini akan sangat berdampak kepada seseorang dalam jangka panjang. Hal ini bisa dimulai dari kurikulum pendidikan yang bisa saja kurang mengajarkan materi waktu dan bagaimana cara membaca menit. Ini terdengar sepele, namun dampaknya akan sangat merugikan di masa depan. Salah satu dampak yang mengerikan di masa depan ialah mereka akan sangat bergantung kepada teknologi digital tanpa ingin menggunakan logika dan menggunakan pengetahuannya sendiri.
Dari fenomena diatas, pentingnya mengajarkan anak dari dini untuk memperkenalkan jam analog akan sangat berdampak kepada aspek kognitifnya. Bisa dimulai dengan melakukan kegiatan sehari-hari seperti belajar dengan menunjuk ke arah jam, disertai dengan pernyataan "Hari ini kita belajar jam 8 lewat 25 menit,
Di tengah pesatnya perkembangan dunia digital, strategi pemasaran online juga te...
Lihat Selengkapnya →Medan – Dalam upaya mendukung visi besar Indonesia Emas 2045, Universitas...
Lihat Selengkapnya →Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengaku akan mengkaji aspek ideologi...
Lihat Selengkapnya →Dalam beberapa tahun terakhir, musik K-pop semakin menancapkan pengaruhnya di du...
Lihat Selengkapnya →Mencari Penerus, akankah Paus Selanjutnya Melanjutkan Legasi Fransiskus? oleh :...
Lihat Selengkapnya →WinniCode – Pekerjaan domestik sering dianggap tidak membutuhkan keterampi...
Lihat Selengkapnya →Isu mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat dan m...
Lihat Selengkapnya →