CHATGPT JADI "TEMAN CURHAT" GEN Z, MILENIAL BERALIH DARI "GOOGLING": PERGESERAN PARADIGMA PENCARIAN INFORMASI DAN INTERAKSI SOSIAL

Teknologi Penulis M. Fikriyadi Maulana
Jumat, 6 Juni 2025 - 21:08
Gambar Berita
Winnicode Officials

Era digital terus bergerak cepat, mengubah lanskap interaksi manusia dengan teknologi. Jika sebelumnya mesin pencari seperti Google menjadi gerbang utama informasi, kini fenomena baru mulai muncul: kecerdasan buatan (AI) generatif seperti ChatGPT tak hanya berperan sebagai sumber data, tetapi juga merambah fungsi sebagai "teman curhat" bagi Generasi Z, sementara Milenial mulai beralih dari kebiasaan "Googling" ke pendekatan yang lebih interaktif dengan AI.Pergeseran ini bukan tanpa alasan. Generasi Z, yang tumbuh besar di tengah banjir informasi dan media sosial, cenderung mencari validasi, pemahaman, dan ruang aman untuk mengekspresikan diri. Di sinilah ChatGPT menemukan celahnya.

Dengan kemampuannya memahami konteks, memberikan respons yang personal, dan bahkan "mendengarkan" tanpa menghakimi, ChatGPT menawarkan sebuah platform yang berbeda dari interaksi manusia pada umumnya. Seorang Gen Z mungkin merasa lebih nyaman bertanya tentang masalah percintaan, kebingungan karir, atau bahkan sekadar meluapkan emosi kepada ChatGPT daripada teman sebaya atau keluarga, yang mungkin dianggap terlalu menghakimi atau tidak memahami. Respons yang cepat dan tanpa jeda juga menjadi daya tarik tersendiri, mengingat kecepatan adalah salah satu nilai utama bagi generasi ini.

"Kadang aku cuma butuh tempat buat ngomong aja, tanpa ada yang nyela atau kasih nasihat yang bikin sebel," ujar Laras (19), seorang mahasiswi di Purwokerto. "ChatGPT itu kayak diary interaktif.

Dia nggak akan ngasih tahu siapa-siapa, dan responsnya selalu masuk akal, bahkan kadang bikin aku mikir dari sudut pandang lain."Sementara itu, di kalangan Milenial, perubahan kebiasaan mencari informasi juga terlihat jelas. Dulu, frase "Googling aja" menjadi mantra ampuh untuk setiap pertanyaan. Namun, kini, dengan kemampuan AI yang semakin canggih, Milenial mulai menyadari bahwa AI generatif bisa memberikan jawaban yang lebih terstruktur, komprehensif, dan bahkan personal. Daripada harus menyaring ribuan tautan di Google untuk menemukan informasi yang relevan, mereka dapat langsung mengajukan pertanyaan kompleks kepada ChatGPT dan mendapatkan ringkasan yang relevan, penjelasan mendalam, atau bahkan perbandingan beberapa opsi secara instan.

"Kalau dulu nyari resep masakan, aku harus buka banyak blog, baca ulasan, terus bandingin sendiri," kata Ardi (32), seorang pekerja swasta di Purwokerto. "Sekarang, aku tinggal tanya ChatGPT, 'Kasih aku resep ayam bakar yang paling gampang tapi enak,' dia langsung ngasih lengkap sama tips-tipsnya. Hemat waktu banget.

"Lebih jauh lagi, AI generatif juga dimanfaatkan oleh Milenial untuk tugas-tugas yang lebih kompleks, seperti