Teknologi semakin canggih, dan kecerdasan buatan (AI) kini mulai merambah dunia seni visual. Lukisan, gambar, bahkan ilustrasi digital bisa dihasilkan oleh mesin pintar hanya dalam hitungan detik. Bahkan jika kamu membuka Youtube, kamu akan menemukan banyak orang yang sengaja memanfaatkan kemudahan ini sebagai cara tercepat untuk mendapatkan cuan tanpa harus memiliki skill melukis yang mumpuni. Namun, bagi seniman tradisional, kehadiran AI bukan sekadar inovasi, justru menjadi tantangan baru yang mengubah cara mereka berkarya dan tetap mempertahankan keahlian mereka dalam membuat karya seni.
Sebelum kita membahas potensi AI yang dapat menggantikan manusia dalam membuat karya seni, mari kita pahami sedikit tentang bagaimana AI bekerja dalam seni. Seni yang dihasilkan AI melibatkan algoritma yang belajar dari serangkaian karya seni yang sudah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru. AI menghasilkan seni dengan memanfaatkan kumpulan data besar yang berisi jutaan gambar dari internet, termasuk karya seni yang dilindungi hak cipta. Prosesnya memungkinkan AI untuk menciptakan karya yang tampak seperti buatan manusia, seperti yang telah dikatakan Sam, seorang seniman digital dari Toronto. Menurut Sam, kecerdasan buatan (AI) bekerja dengan mengambil data dari berbagai sumber tanpa izin. "Karya seni saya di Instagram telah digunakan untuk melatih model AI dan kemungkinan besar jika Anda telah membagikan karya Anda secara daring atau bahkan gambar diri Anda, rumah Anda, lingkungan Anda, Anda mungkin telah disertakan dalam kumpulan data ini,” katanya.
Sam juga menyoroti isu hak cipta, dengan menyebut praktik ini sebagai pelanggaran besar terhadap hak intelektual para seniman. “Perusahaan seperti Stability AI telah mengumpulkan miliaran data gambar, termasuk karya-karya berhak cipta, tanpa izin dari pemilik aslinya," katanya. Sam menggambarkan ini sebagai bentuk "data laundering," atau pencucian data di mana gambar yang dilindungi hak cipta diambil bebas dari internet dan diolah menjadi sistem komersial AI tanpa sepengetahuan atau izin dari seniman.
Di tengah maraknya AI, banyak seniman tradisional dan digital mulai merasa was-was. Mereka khawatir bahwa profesi mereka akan terancam, terutama bagi generasi muda yang baru saja memulai karier di dunia seni. Sam menambahkan, “Ada banyak anak muda di sekolah seni yang merasa putus asa, bertanya-tanya apakah masih ada masa depan untuk mereka di dunia seni yang dihantui AI.” Baginya, AI bukan musuh, tetapi cara
Di era serba digital seperti sekarang, remaja tidak hanya dituntut untuk unggul...
Lihat Selengkapnya →Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut aktivis iklim asal...
Lihat Selengkapnya →Pesawat air India jatuh dan meledak membawa 242 penumpang pada kamis, 12 Juni 20...
Lihat Selengkapnya →Kata undertone sering kali muncul di pembahasan soal makeup. Sayangnya, masih ba...
Lihat Selengkapnya → Investasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk memba...
Lihat Selengkapnya →Musim liburan adalah waktu yang tepat untuk beristirahat sejenak dari rutinitas...
Lihat Selengkapnya →Musisi dan komposer ternama Yovie Widianto resmi diangkat menjadi Komisaris PT P...
Lihat Selengkapnya →