MPreg atau male pregnant adalah sebuah konsep dalam dunia fiksi yang menggambarkan bahwa seorang pria secara biologis mampu mengandung dan melahirkan. Meskipun terdengar konyol, konsep male pregnant ini seringkali digunakan sebagai “counter” yang dikemas dalam bentuk candaan, biasanya dilontarkan kepada pengguna X dengan cuitan berbau patriarki.
Mustahil dan tidak masuk akal, justru hal inilah yang bersifat sebagai pembuka sudut pandang baru terhadap hal yang dianggap lumrah seperti kehamilan. “Kodrat perempuan adalah melahirkan” kalimat tersebut tentunya sudah sering terdengar oleh telinga kita, namun, kalimat tersebut jugalah yang biasanya digunakan para lelaki penganut patriarki sebagai “senjata” untuk mengkerdilkan perempuan yang mereka anggap sebagai “pabrik anak” saja.
Dalam konteks ini, MPreg menjadi bahan satir untuk membalas komentar-komentar berbau patriarki tersebut. “Yaudah hamil aja sendiri, ribet banget nyuruh ini itu” atau “Semoga kamu hamil taun ini” adalah kalunat yang sering dilontarkan untuk membalas para pria yang menganggap perempuan wajib menjalani “kodratnya” yaitu kehamilan, yang di mana sesungguhnya wanita berhak menentukan seluruh keputusan yang berkaitan dengan tubuh mereka sendiri.
Fenomena jokes MPreg ini tidak sekadar lelucon kosong. Di balik kekonyolannya, terselip kritik sosial yang tajam terhadap sistem yang menempatkan perempuan dalam kaum subordinat.
Ketika konsep kehamilan dibalik, barulah muncul respons-respons defensif, geli, maupun marah dari para lelaki penganut patriarki. Reaksi-reaksi inilah yang justru menyingkap betapa timpangnya pembagian peran gender dalam masyarakat.
Melalui candaan ini, kaum perempuan di X khususnya kaum feminist, berusaha menyampaikan bahwa jika suatu hal terasa “tidak adil” atau “tidak pantas” ketika dilakukan pria, maka hal itu seharusnya juga tidak dipaksakan kepada perempuan hanya karena alasan kodrat.
Sampai di sini dapat diartikan bahwa jokes MPreg berfungsi sebagai alat refleksi yang menyampaikan pesan tersirat bahwa jika pria tidak ingin dibebani kehamilan, mengapa perempuan harus menerimanya begitu saja sebagai kewajiban?. Jadi, dibalik candaan konyol ini terdapat pesan bahwa tubuh perempuan adalah hak mereka sendiri dan setiap keputusan perempuan mengenai tubuh mereka pun harus
Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah mengalami transformasi besar. Aplika...
Lihat Selengkapnya →Pada hari Jumat, 6 Juni 2025, Pulau Bali kedatangan tamu istimewa: Pop Mart, mer...
Lihat Selengkapnya →Sinopsis Film Mission: Impossible – The Final Reckoning dimulai dua bulan...
Lihat Selengkapnya →Pendahuluan Program "Desa Merah Putih" adalah sebuah inisiatif pemerintah Indon...
Lihat Selengkapnya →Di era serba digital seperti sekarang, remaja tidak hanya dituntut untuk unggul...
Lihat Selengkapnya →Pendidikan merupakan fondasi peradaban manusia yang terus berevolusi seiring den...
Lihat Selengkapnya →Tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, kini menjadi sorotan publik dan m...
Lihat Selengkapnya →