Band Sukatani Dibungkam? Kritik Polisi Lewat Lagu bayar, bayar, bayar

Politik Penulis M. Fikriyadi Maulana
Selasa, 25 Februari 2025 - 02:18
Gambar Berita
Winnicode Officials

Band punk asal Purbalingga, Sukatani, tengah menjadi buah bibir setelah lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar” viral di media sosial. Lagu tersebut mengangkat isu pungutan liar dan dugaan korupsi yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat, termasuk oknum kepolisian. Liriknya yang tajam dan penuh kritik sosial membuat banyak masyarakat mendukung pesan yang disampaikan, tetapi di sisi lain, memicu reaksi keras dari pihak tertentu.

Setelah lagu tersebut menarik perhatian luas, dua anggota band, Muhammad Syifa Al Lufti dan Novi Citra Indriyati, tiba-tiba menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui akun media sosial resmi mereka. Dalam pernyataan tersebut, mereka menegaskan bahwa lagu tersebut tidak bermaksud menyerang institusi tertentu, melainkan sebagai kritik terhadap praktik yang dianggap merugikan masyarakat. Tidak hanya meminta maaf, mereka juga menarik lagu tersebut dari berbagai platform streaming musik, menimbulkan spekulasi bahwa ada tekanan dari pihak yang merasa tersudut.

Namun, di tengah polemik yang berkembang, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru memberikan respons yang tidak terduga. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Polri tidak antikritik dan justru mengajak Sukatani untuk menjadi duta Polri sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi serta memperbaiki citra kepolisian. Tawaran ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagai langkah positif, sementara yang lain melihatnya sebagai strategi untuk meredam kritik yang lebih besar.

Kontroversi tidak berhenti sampai di situ. Novi Citra Indriyati, vokalis Sukatani, secara mengejutkan diberhentikan dari pekerjaannya sebagai guru di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT). Pihak sekolah membantah bahwa pemecatan tersebut terkait dengan lagu yang viral, tetapi banyak pihak yang meragukan alasan tersebut, menganggapnya sebagai bagian dari tekanan yang dihadapi band tersebut.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, dukungan terhadap Sukatani terus mengalir dari komunitas musik, aktivis hak asasi manusia, serta masyarakat luas. Mereka tetap melanjutkan aktivitas bermusik dan bahkan baru-baru ini tampil dalam konser di Tegal, menunjukkan bahwa mereka tidak gentar menghadapi tekanan. Kasus ini pun menimbulkan perdebatan luas mengenai batas kebebasan berekspresi di Indonesia dan bagaimana respons pemerintah terhadap kritik yang datang dari kalangan seniman dan