Jakarta, ibu kota Indonesia yang megah, kini berada di ambang bencana. Prediksi ilmiah menunjukkan bahwa kota ini bisa tenggelam hingga 95% pada tahun 2050 jika langkah-langkah mitigasi tidak segera diambil. Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), permukaan air laut diperkirakan akan naik antara 0,5 hingga 1,5 meter dalam beberapa dekade mendatang akibat perubahan iklim. Data dari World Bank juga menunjukkan bahwa Jakarta adalah salah satu kota yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, dengan lebih dari 30 juta penduduk yang terancam kehilangan tempat tinggal.
Salah satu penyebab utama tenggelamnya Jakarta adalah penurunan tanah yang disebabkan oleh ekstraksi air tanah yang berlebihan. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Indonesia, beberapa wilayah di Jakarta mengalami penurunan tanah hingga 25 cm per tahun. Hal ini diperparah dengan kondisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah dan dekat dengan pantai, menjadikannya semakin rentan terhadap banjir dan intrusi air laut.
Kondisi ini tidak hanya mengancam infrastruktur dan ekonomi kota, tetapi juga kehidupan sehari-hari warganya. Dengan lebih dari 13 juta penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir, dampak sosial dan ekonomi dari tenggelamnya Jakarta bisa menjadi bencana kemanusiaan yang besar. Laporan dari United Nations Development Programme (UNDP) memperkirakan bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil, kerugian ekonomi akibat banjir bisa mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.
Namun, harapan masih ada. Pemerintah Indonesia telah merencanakan proyek besar-besaran untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan, tetapi banyak yang meragukan apakah langkah ini cukup untuk menyelamatkan Jakarta. Sementara itu, upaya untuk memperbaiki sistem drainase, menghentikan penambangan air tanah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim harus segera dilakukan.
Dengan semua data dan fakta yang ada, pertanyaannya kini adalah: Apakah kita akan membiarkan Jakarta tenggelam? Atau akankah kita bersatu untuk menyelamatkan kota yang telah menjadi jantung kehidupan dan budaya Indonesia? Waktu terus berjalan, dan tindakan kita hari ini akan menentukan masa depan
Rasa ‘cinta’ dan ‘bangga’ terhadap bahasa Indonesia suda...
Lihat Selengkapnya →Jakarta kembali menjadi pusat perhatian publik pada tanggal 20 Mei 2025 ketika r...
Lihat Selengkapnya →Indonesia's Quick Response Indonesian Standard (QRIS) payment system has emerged...
Lihat Selengkapnya →Inggris tengah memasuki masa kampanye menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan...
Lihat Selengkapnya →WinniCode - Stunting masih menjadi persoalan besar bagi Indonesia. Kerja sama de...
Lihat Selengkapnya →Fenomena digital detox atau detoksifikasi digital kini menjadi tren gaya hidup b...
Lihat Selengkapnya →Libur panjang memang selalu jadi momen yang ditunggu-tunggu, apalagi ketika berd...
Lihat Selengkapnya →