Peran Ekosistem Karbon Biru dalam Mendukung Transformasi Ekonomi Hijau Berkelanjutan di Indonesia

Lingkungan Penulis Rifqi Masykur
Jumat, 25 April 2025 - 10:23
Gambar Berita
Winnicode Officials

Perubahan iklim yang menjadi masalah terbesar dan sangat serius dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong negara-negara di dunia untuk menata ulang sistem ekonomi mereka menuju pendekatan yang lebih berkelanjutan. Ekonomi hijau muncul sebagai sebuah konsep ekonomi baru yang menggabungkan pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Namun terdapat satu konsep yang sering diabaikan yaitu ekosistem karbon biru (blue carbon ecosystems), yaitu ekosistem laut dan pesisir seperti mangrove, seagrass meadow, tidal marshes, hingga kelp forest yang memiliki kemampuan dan kapasitas yang sangat baik dalam menyerap dan menyimpan karbon secara alami.

Indonesia sebagai negara yang terdiri dari banyak kepulauan memiliki potensi karbon biru yang sangat besar. Luas ekosistem mangrove di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 3,3 juta hektare, atau lebih dari 20% total luas mangrove yang ada di dunia. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik dan optimal dalam mendukung solusi keberlanjutan yaitu transisi menuju ekonomi hijau. Berbagai kawasan masih mengalami eksploitasi sumber daya yang tidak terkendali dan kebijakan perlindungan serta restorasi ekosistem karbon biru di Indonesia tidak berjalan dengan baik. Ekosistem karbon biru tidak hanya mendukung mitigasi perubahan iklim, tetapi berkontribusi juga dalam pengembangan peluang ekonomi masyarakat lokal seperti carbon trading, ekowisata berbasis konservasi yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Potensi Strategis Karbon Biru bagi Ekonomi Hijau Indonesia

Ekonomi karbon biru (blue carbon ecosystems) merupakan salah satu solusi untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang berbasis alam. Ekosistem ini mencakup kawasan pesisir dan laut seperti mangrove, seagrass meadow, tidal marshes, kelp forest, dan masih banyak lagi yang secara ilmiah telah terbukti dapat menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa ekosistem karbon biru dapat menyerap dan menyimpan karbon hingga empat kali lebih banyak daripada hutan tropis yang terdapat di daratan. Proses penyimpanan karbon ini tidak hanya terjadi di biomassa tumbuhan, tetapi juga di lapisan sedimen yang terdapat di bawahnya sehingga karbon yang dapat tersimpan dalam jangka panjang dan relatif stabil.

Mangrove forest atau hutan bakau yang tersebar di seluruh wilayah pesisir pantai Indonesia telah lama dikenal sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dan penyimpan karbon dalam jumlah