Awas Cuaca Ekstrem! Indonesia Masuki Musim Kemarau Disertai Risiko Bencana

Lingkungan Penulis Naura Alifa Ramadhani
Minggu, 4 Mei 2025 - 19:41
Gambar Berita
Winnicode Officials

Indonesia kini tengah memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami pergeseran ini selama periode Maret hingga Mei 2025. Namun, masa peralihan ini tidak berlangsung tenang. BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi terjadi selama pancaroba, yakni masa ketika pola cuaca menjadi tidak menentu. Hujan lebat yang datang tiba-tiba, angin kencang, dan sambaran petir menjadi ancaman yang nyata di banyak daerah. Fenomena atmosfer seperti La Nina lemah yang masih bertahan hingga pertengahan tahun, serta kehadiran Madden-Julian Oscillation (MJO) dan cold surge atau seruakan udara dingin dari Asia, turut memperparah kondisi ini.

Situasi tersebut meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, terutama di wilayah-wilayah dengan kontur tanah curam dan sistem drainase yang buruk. BMKG mencatat bahwa intensitas hujan yang tinggi dapat memicu banjir bandang, sementara angin kencang dapat merusak infrastruktur dan membahayakan aktivitas luar ruangan. Tak hanya di daerah pegunungan, wilayah perkotaan pun berpotensi terdampak karena sistem drainase yang tidak memadai atau alih fungsi lahan yang mengganggu daya resap air tanah. Lonjakan potensi bencana ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap aktivitas mudik Lebaran yang akan segera berlangsung, mengingat jalanan yang licin, pohon tumbang, serta genangan air dapat menjadi hambatan serius.

Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi seperti aplikasi InfoBMKG, media sosial BMKG, atau situs web resminya. Selain itu, penting bagi warga untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar saluran air tetap lancar, menghindari aktivitas di area terbuka saat cuaca tidak menentu, serta mematuhi arahan dari pihak berwenang jika terjadi kondisi darurat. Warga juga diharapkan mulai mengenali tanda-tanda cuaca ekstrem, seperti langit yang cepat menggelap, angin yang tiba-tiba bertiup kencang, atau suhu udara yang berubah drastis dalam waktu singkat.

Di tengah peralihan musim ini, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk meminimalisasi dampak bencana dan menjaga keselamatan bersama. Perubahan iklim yang semakin tidak bisa diprediksi menuntut perhatian dan respon cepat dari seluruh elemen masyarakat agar tidak lengah menghadapi potensi bahaya yang datang secara