Mengapa kita menguap? dan kok bisa ketularan?

Kesehatan 1 Penulis Yusuf

Minggu 24 November 2024 Pukul 16:02 Wib

Gambar Berita
Winnicode Officials

Kalian heran ga sih? ketika melihat seseorang menguap, seakan-akan, kalian ketularan menguap. Bahkan, foto orang menguap bikin kita ikutan menguap walaupun kita ga ngantuk sama sekali. Sebenarnya, terdapat penjelasan ilmiah mengapa hal itu terjadi.

Menguap adalah fungsi manusia yang umum namun membingungkan. Para ilmuwan mempunyai beberapa teori tentang mengapa kita menguap, namun tidak satupun yang pasti. Pemicu umum menguap termasuk kelelahan, kebosanan, bangun tidur, dan stres. Menurut Cleveland Clinic, terdapat beberapa fungsi kita menguap, seperti:

  1. Untuk membanguni otak: Hal ini terkait dengan kelelahan dan kebosanan yang cenderung menjadi pemicu utama menguap. Kebosanan terjadi ketika sumber rangsangan utama di lingkungan tidak mampu lagi menjaga perhatian kita. Hal ini memicu rasa kantuk dengan menstimulasi sistem sinyal tidur tubuh kita. Jadi, tubuh kita menggunakan menguap untuk membuat Anda tetap terjaga. Saat Anda menguap, detak jantung Anda meningkat. Ini memungkinkan kita untuk tetap waspada. Beberapa otot wajah Anda menegang dan meregang saat menguap, yang juga dapat membantu membangunkan Anda.
  2. Untuk mendinginkan otak: Hal ini memungkinkan suhu otak menurun saat menguap karena asupan udara berlebih dan perubahan aliran darah di wajah. Penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa menguap terjadi sebelum, selama, dan setelah termoregulasi abnormal, seperti tekanan panas dan hipertermia (suhu tubuh tinggi).
  3. Untuk berhubungan dengan orang lain: Peneliti yang mendukung teori ini berpendapat bahwa menguap berfungsi sebagai fungsi komunikasi atau sinkronisasi kelompok. Mereka pikir itu mungkin menandakan kebosanan atau perasaan stres kepada orang lain. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa interaksi sosial adalah fungsi kecil dari menguap yang berdampingan dengan fungsi yang lebih penting.

Kita tentu saja tahu bahwa kita menguap saat kita lelah atau mengantuk. Tetapi, kenapa bisa menular ke orang lain atau ke kita?

Penelitian menunjukkan bahwa kerentanan terhadap menguap yang menular berkorelasi dengan keterampilan empati pada orang neurotypical. Dengan kata lain, semakin tinggi empati seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami menguap yang menular. Selain itu, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kerentanan terhadap ketularan menguap menurun pada orang neurodivergent yang mengalami kesulitan dalam interaksi sosial.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kita lebih mungkin menularkan menguap ketika kita melihat atau mendengar orang terdekat kita menguap dibandingkan orang asing. Hal ini juga menunjukkan adanya pengaruh empati yang kuat. Menguap yang menular mungkin termasuk dalam apa yang oleh para psikolog disebut sebagai mirroring (limbic synchrony) - secara tidak sadar meniru bahasa tubuh, perilaku, ucapan, dan ekspresi wajah orang-orang yang dekat dengan kita secara emosional. Para psikolog menganggap ini adalah cara non verbal untuk menunjukkan empati. Jadi, ketika pasangan kalian menguap di depanmu, itu bukan karena mereka bosen bersamamu, melainkan empati mereka kuat kepadamu.