PULAU JAWA MENABUNG ANGKA KEMISKINAN TERTINGGI DI INDONESIA

Kemiskinan Penulis Afriana Artamevia Meylanda
Kamis, 19 Juni 2025 - 22:26
Gambar Berita
Winnicode Officials

Jawa, sebagai pulau terpadat di Indonesia, memiliki variasi kondisi kemiskinan yang cukup signifikan antarprovinsi. Dikutip dari barometerjatim.com, jika dilihat dari jumlah absolut penduduk miskin, Jawa Timur mencatat angka tertinggi di Pulau Jawa pada Maret 2024, yakni 3,983 juta jiwa setara 9,79% penduduknyamenjadi lima besar nasional. Sementara itu, menurut detik.com jika melihat persentase kemiskinannya, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati posisi tertinggi dengan 10,83%, jauh melampaui provinsi lain di Pulau Jawa.

Dari segi jumlah, Jawa Timur bahkan memuncaki urutan nasional. Jumlah 3,983 juta penduduk miskin tersebut merupakan tertinggi di seluruh Indonesia, disusul oleh Jawa Barat (3,849 juta, 7,46%) dan Jawa Tengah (3,704 juta, 10,47%). Berdasarkan artikel dari jatim.antarnews.com, Penjabat Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menyatakan, “Alhamdulillah akhirnya angka kemiskinan Jatim tembus satu digit. Angka ini resmi mencapai 9,79 persen”. Penurunan 0,56 poin dari Maret 2023 (10,35%) menjadi salah satu penurunan tertinggi secara nasional. Namun, secara persentase, DIY berada di urutan yang lebih tinggi. Menurut BPS, “persentase kemiskinan DIY mencapai 10,83% atau 445.55 ribu jiwa,” menjadikan DIY sebagai provinsi dengan proporsi kemiskinan tertinggi di Jawa. Meski jumlah absolutnya lebih kecil dibandingkan Jatim, proporsi penduduk miskin yang lebih besar menjadi tantangan tersendiri bagi Yogyakarta.

Secara singkat, dikutip dari dinsos.jatimprov.go.id Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa, sedangkan DIY memimpin tren kemiskinan jika diukur dari persentase. Fenomena ini menunjukkan bahwa meski jumlah besarnya terpusat di Jatim, masalah kemiskinan per kapita lebih mendalam di DIY.

Dari sudut kebijakan, pengentasan kemiskinan di Jawa Timur didukung sinergi berbagai pihak. Pemprov Jatim merumuskan strategi menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengentaskan kantong kemiskinan melalui kolaborasi pemerintah, CSR, dan lembaga filantropi. Harapannya, penurunan angka kemiskinan yang signifikan ini dapat terus berlanjut dan dirasakan lebih merata di semua daerah. 

Sumber: