Di tengah keragaman budaya Nusantara yang begitu kaya, Tari Sri Panganti hadir sebagai salah satu wujud seni tradisional yang sarat akan makna dan keindahan. Tarian ini merupakan representasi dari ungkapan perasaan remaja putri yang tengah menantikan cinta dengan harapan dan kegembiraan. Lebih dari sekadar hiburan, Tari Sri Panganti juga berfungsi sebagai medium pelestarian nilai-nilai budaya lokal masyarakat Jawa Timur, khususnya Lamongan.
Tari Sri Panganti diciptakan oleh Drs. Untung Mulyono dan berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Nama tarian ini berasal dari dua kata, yakni “Sri” yang berarti perempuan, dan “Panganti” yang berarti menanti atau menunggu. Gabungan dua kata tersebut melambangkan sosok seorang gadis yang tengah menantikan kedatangan pujaan hatinya. Tema cinta yang universal membuat Tari Sri Panganti mudah diterima oleh semua kalangan, terutama karena mampu menggambarkan emosi dan harapan yang sering kali dirasakan oleh remaja.
Dalam pertunjukannya, Tari Sri Panganti memadukan gerakan-gerakan lembut, anggun, dan penuh ekspresi. Gerakan tarian disusun sedemikian rupa untuk menggambarkan rasa rindu, harapan, serta kebahagiaan seorang gadis yang menunggu kekasih. Kostum penari juga dibuat sederhana, selaras dengan tema tarian yang menjunjung kesederhanaan dan ketulusan. Warna-warna lembut serta tata rias yang tidak mencolok menambah kesan alami dan polos dari karakter penari yang diperankan.
Tari Sri Panganti kerap ditampilkan dalam berbagai acara formal maupun non-formal seperti perayaan Hari Kemerdekaan, wisuda, acara pernikahan, hingga pertunjukan seni daerah. Tidak hanya terbatas pada pentas seni, tarian ini juga sering dibawakan dalam kegiatan bermain anak-anak atau dolanan tradisional, menunjukkan bahwa seni tari ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat sejak dini.
Namun demikian, keberlangsungan Tari Sri Panganti menghadapi tantangan tersendiri di tengah gempuran budaya modern yang kian mendominasi. Oleh karena itu, pelestarian tarian ini menjadi sangat penting. Pemerintah daerah, sanggar seni, serta lembaga pendidikan memiliki peran besar dalam mempertahankan eksistensinya. Pendidikan seni yang memasukkan tari tradisional dalam kurikulum, pelatihan rutin di sanggar, serta publikasi digital melalui media sosial merupakan langkah-langkah strategis dalam mengenalkan tarian ini kepada generasi muda.
Sebagai warisan budaya Lamongan, Tari Sri Panganti tidak hanya memperkaya khasanah seni tari Indonesia, tetapi juga memperkuat identitas lokal yang membanggakan. Nilai-nilai cinta, kesabaran, dan kesederhanaan yang terkandung di dalamnya menjadi pesan yang
Dalam balapan yang penuh dramatis, Lando Norris akhirnya menorehkan momen paling...
Lihat Selengkapnya →Beberapa minggu terakhir, film live action "How to Train Your Dragon" berhasil m...
Lihat Selengkapnya →Menjelang paruh musim Formula 1 2025, rumor bahwa juara dunia empat kali Max Ver...
Lihat Selengkapnya →Serial lokal, sering juga disebut web series atau original series, telah melakuk...
Lihat Selengkapnya →Washington DC, 4 Juli 2025 – Dalam sidang dramatis yang berlangsung hingga...
Lihat Selengkapnya →Membaca buku adalah salah satu kebiasaan yang memiliki banyak manfaat bagi perke...
Lihat Selengkapnya →Generasi Z (lahir sekitar 1997–2012) sedang memasuki dunia kerja dengan ca...
Lihat Selengkapnya →